Bandung, 29 Agustus 2024
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jawa Barat terus
bersinergi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mendorong literasi keuangan
digital masyarakat, khususnya bagi kelompok pelajar dan mahasiswa. Hal ini sejalan
dengan pesatnya kemajuan teknologi yang memengaruhi berbagai aspek kehidupan
termasuk sektor jasa keuangan.
Demikian disampaikan Kepala OJK Provinsi Jawa Barat Imansyah dalam paparannya
saat menjadi narasumber pada kegiatan Masa Orientasi Kampus dan Kuliah Umum
(MOKA-KU) di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Rabu (28/8).
“Perkembangan teknologi memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk
mengakses produk dan layanan keuangan. Akses keuangan menjadi lebih mudah,
cepat, murah dan praktis. Financial Technology (fintech) menjadi salah satu hasil dari
perkembangan teknologi di industri jasa keuangan. Berbagai macam produk fintech
pun hadir seperti security crowdfunding (SCF), e-wallet hingga pinjaman daring,” kata
Imansyah.
Lebih lanjut, Imansyah menyampaikan bahwa pesatnya perkembangan yang ada dan
kemudahan yang diberikan perlu diimbangi dengan literasi keuangan yang baik.
“Mahasiswa sebagai kelompok masyarakat yang melek digital memegang peran yang
strategis untuk menyukseskan hal tersebut. Mahasiswa dituntut untuk memiliki
literasi keuangan yang baik dan tetap waspada terhadap kejahatan keuangan digital
yang masih terjadi, seperti social engineering/soceng, phising, dan lain sebagainya,”
kata Imansyah.
Selain itu, mahasiswa juga diimbau untuk menjaga kerahasiaan data pribadi, seperti
KTP, password, PIN, dan data lainnya.
“Dengan menjaga kerahasiaan data pribadi maka akan meminimalisir kemungkinan
data tersebut digunakan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,” kata Imansyah.
Berbagai slogan pun erat kaitannya dengan kehidupan generasi muda seperti fear of
missing out (FOMO), you only live once (YOLO) dan fear of other’s people’s opinion
(FOPO). Slogan ini cenderung mengarahkan ke gaya hidup yang konsumtif. Agar
kemerdekaan keuangan dapat diwujudkan sesegera mungkin, mahasiswa pun diimbau
untuk belajar melakukan perencanaan keuangan dengan baik dan bijak. Selain itu,
waspada agar tidak terjebak dengan modus judi online berkedok game online.
Kegiatan ini diikuti oleh 10.000 mahasiswa baru UPI dan turut dihadiri oleh Rektor UPI
Prof. Dr. M. Solehuddin, M.Pd.,M.A. dan Ketua Umum MOKA-KU UPI Prof. Dr. Prayoga
Bestari, S.Pd., M.Si.
Kegiatan ini dilakukan untuk mendukung Program Gerakan Nasional Cerdas Keuangan
(GENCARKAN) yang bertujuan untuk mendorong peningkatan literasi dan inklusi
keuangan secara masif dan merata di seluruh Indonesia.
M. Solehuddin menyambut baik program literasi keuangan yang dilakukan OJK. Selain
itu, mahasiswa juga diharapkan memiliki sikap kepemimpinan dan memiliki semangat
dalam dunia pendidikan. Sehingga akan menghasilkan karya terbaik untuk negara
untuk menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045
Untuk mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan yang semakin masif dan
merata, maka dibutuhkan partisipasi aktif dan kolaborasi dari seluruh pihak, baik dari
pemerintah pusat, pemerintah daerah, pelaku usaha jasa keuangan, akademisi, OJK,
dan stakeholders lainnya. Kolaborasi dan partisipasi aktif ini akan berkontribusi dalam
mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan terlindungi dari kejahatan di sektor jasa
keuangan.